Pengenalan Delta Mahakam
2.1.1 Delta
Gambar 1. Delta
Delta adalah massa sedimen baik subaerial maupun submerged yang terendapkan pada tubuh air (laut atau danau) terutama oleh aktivitas sungai. Dalam kamus Oseanografi dijelaskan bahwa delta merupakan endapan sedimen yang berasal dari daratan yang terbentuk di muara sungai berbatasan dengan laut ataupun danau. Delta didefinisikan sebagai dataran rendah yang hampir rata, terletak di muara sungai tempat endapan sedimen terakumulasi. Delta juga didefinisikan delta sebagai daerah akumulasi di wilayah pesisir, baik yang subaquenous dan subaerial, materialnya berasal dari endapan sungai maupun endapan sekunder dari laut yang dibentuk oleh berbagai agen, seperti gelombang, arus atau pasang surut (Atmodjo, 2010)
2.1.2 Delta Mahakam
Gambar 2. Lokasi Delta Mahakam di Kalimantan Timur, Gambar 3. Delta Mahakam
Delta Mahakam berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang meliputi Kecamatan Samboja, Muara Jawa, Sanga-Sanga, Anggana, Muara Badak dan Kecamatan Marangkayu. Secara geografis Delta Mahakam terletak antara 0o 21‟ 21” LU – 1o 10‟ 06” LS dan 117o 15‟ 40” BT – 11o 40‟ 43” BT yang merupakan perairan pesisir, daratan berlumpur dan berawa dengan luas sekitar 150.000 ha (termasuk wilayah perairan), namun jika dihitung luas wilayah daratan saja, luas kawasan ini mencapai kurang lebih 100.000 ha. Jika dilihat dari angkasa, kawasan delta ini berbentuk menyerupai bentuk kipas. Delta Mahakam terbagi menjadi empat zona vegetasi, yaitu hutan tanaman keras tropis dataran rendah, hutan campuran tanaman keras dan palma dataran rendah, hutan rawa nipah dan hutan bakau. Zona vegetasi hutan rawa nipah dan hutan bakau, penyebarannya tergantung pada keberadaan air laut, maka seringkali disebut bersama-sama sebagai hutan mangrove, dan menutupi 60% luas dataran delta. Sistem perakaran hutan mangrove yang kokoh mampu menahan empasan ombak dan mencegah abrasi pantai, membuatnya berfungsi sebagai zona penyangga (buffer zone). (Hestiana et al, 2009)
Kawasan Delta Mahakam merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak bumi dan gas alam (migas). Cadangan terbesar terdapat di lapangan Peciko dan Tunu yang kini dieksploitasi perusahaan migas multinasional asal Prancis, Total E&P Indonesie. Berdasarkan pengamatan megaskopis, sedimen permukaan daerah Delta Mahakam terdiri atas lempung, lempung pasiran, pasir lempungan, lumpur pasiran, pasir, lumpur dan kerikil (Ranawijaya,dkk.2000).
2.2 Proses Pembentukan Delta Mahakam
2.2.1 Proses Sedimentasi
Secara umum proses sedimentasi adalah proses pengendapan material yang mengalami transportasi oleh agen-agen transportasi yaitu oleh air, angin, atau gletser yang dipengaruhi juga oleh gaya berat. Pengendapan ini bisa terjadi di darat, laut, maupun sungai. Material yang terbawa merupakan material yang berasal dari perombakan batuan akibat proses pelapukan atau pengikisan. Pelapukan yang berlangsung dapat berupa pelapukan kimia, fisika, dan mekanik, tergantung dari energi dominan yang mempengaruhi. Material yang terendapkan jika berlangsung lama akan terpengaruh suhu dan tekanan yang tinggi sehingga akan membentuk batuan sedimen. Batuan sedimen lah hasil dari proses sedimentasi tersebut. Sebagian besar batu di bumi adalah batuan sedimen.
Sedimentasi yang dilakukan oleh air, angin, maupun gletser memiliki hasil yang berbeda. Tergantung dari lokasi materi itu berada. Selain batuan sedimen, sedimentasi juga salah satu penyebab terbentuknya permukaan bumi. Permukaan bumi yang memiliki banyak bentuk, akibat adanya pengendapan yang berlangsung lama. Hal ini menyebabkan setiap sedimentasi membentuk sesuatu yang unik, dan mempercantik bentuk permukaan bumi.
2.2.2 Proses Pembentukan Delta
Delta terbentuk oleh adanya sedimentasi sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan sedimen lebih besar daripada kemampuan pendistribusian kembali oleh proses yang ada pada cekungan pengendapan (Elliot, 1986 dalam Allen, 1997).
Menurut Boggs, 1987 (Dalam Allen, 1998), delta diartikan sebagai suatu endapan yang terbentuk oleh proses sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang tenang. Dataran delta menunjukkan daerah di belakang garis pantai dan dataran delta bagian atas (Upper Delta Plain) didominasi oleh proses sungai dan dapat dibedakan oleh pengaruh laut terutama penggenangan tidal. Delta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi dari sistem fluvial.
Sebab utama dari pengendapan yang menghasilkan delta adalah berkurangnya kecepatan arus karena sungai mencapai danau atau laut. Namun, tidak semua sungai menghasilkan delta, karena untuk terbentuknya delta diperlukan syarat-syarat lain, yaitu:
Materi yang diangkut sungai (lumpur atau pasir) cukup banyak.
Gelombang atau arus laut pada muara sungai tidak terlalu besar. Misalnya, muara sungai terhalang pulau-pulau kecil dari serangan gelombang.
Pantainya stabil, artinya dasar laut di tepi pantai stabil, tidak mengalami penurunan yang lebih cepat dari kecepatan sedimentasi.
Bentuk pantai harus mendukung pembentukan delta, yaitu berbentuk dataran rendah dengan estuaria pada muara sungai.
Suatu delta mudah dikenal, karena ketinggiannya yang tidak jauh berbeda dari permukaan laut atau danau tempat pembentukannya, dan padanya banyak percabangan sungai.
2.2.3 Proses Pembentukan Delta Mahakam
Secara umum, Delta Mahakam terbentuk akibat pengaruh energi arus rendah (low wave energy), serta campuran antara endapan sungai (fluvial) dan arus pasang surut (tidal and fluvial dominated). Delta Mahakam terjadi karena tingginya muatan sedimen dan kuatnya dorongan masa air Sungai Mahakam ke arah laut, maka karakter Delta Mahakam adalah ‟fresh-water dominated delta ecosystem‟. Mencermati bentuk delta yang dapat mengembang ke semua arah menandakan bahwa tidak terdapat tekanan kuat dari massa air laut. Delta ini terjadi sebagai akibat dari proses sedimentasi yang terus menerus selama beratus-ratus tahun sehingga membentuk sebuah delta yang dikatakan delta majemuk karena terdiri dari belasan anak-anak sungai yang mempunyai interkorelasi dan berhilir ke laut dengan muara masing-masing. Sungai hulu Delta Mahakam, yaitu Sungai Mahakam, juga mempunyai karakter yang unik di mana sampai jauh ke hulu masih menerima pengaruh gerakan pasang surut pada laut di lepas delta. Hal ini terjadi karena kondisi topografi Pulau Kalimantan yang cenderung landau (Timmer, 2010). Interaksi antara aliran air tawar dari Sungai Mahakam dan arus pasang surut yang masuk dari Selat Makasar memainkan peranan penting dalam pembentukan Delta Mahakam. Kombinasi air tawar dan air laut tersebut akan menghasilkan komunitas khas dengan kondisi lingkungan yang bervariasi(Storms et al, 2005).
Sungai Mahakam sebetulnya adalah jenis sungai pasang-surut, di mana pengaruh proses pasang surut dari laut mencapai jarak 140 km dari garis pantai ke arah hulu. Bahkan pada musim kemarau yang sangat ekstrim, pengaruh pasang surut tersebut mampu mencapai 360 km dari garis pantai. Debit rata-rata air laut yang terbawa masuk ketika pasang dapat mencapai 2,5 kali lebih besar daripada debit rata-rata air tawar Sungai Mahakam (Winantris et al, 2012). Inilah yang membuatnya kini juga menjadi sumber migas.
Berkali-kali pada beberapa periode geologi tertentu delta-delta ini tersingkap saat muka laut rendah karena regresi. Pada saat itu, terjadilah erosi atas tubuh delta-delta ini. Material rombakan hasil erosi ini kemudian diendapkan ulang di hilir, yaitu di bagian luar paparan, lereng, sampai dasar cekungan. Pengendapan di lereng dan dasar cekungan terjadi berupa sedimen turbidit di laut dalam. Bahan-bahan rombakan ini ternyata masih mempertahankan sifat endapan delta yang dierosinya, yaitu kaya akan endapan batupasir dan batuan berlimpah zat organik, namun berupa sedimen rombakan. Pengendapan kembali batuan-batuan ini terjadi bersamaan dengan deformasi secara tektonik gaya berat yang berhubungan dengan deformasi turbidit. Batupasir dan batuan induk rombakan di laut dalam ini, bersama deformasi strukturnya, ternyata dapat menggenerasikan (membentuk), menyimpan, dan memerangkap migas seperti di tubuh batuan asalnya, endapan delta. Maka area laut dalam yang kaya akan bahan rombakan asal delta menjadi area yang kaya migas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Delta Mahakam adalah delta, yaitu endapan sedimen yang berasal dari daratan yang terbentuk di muara sungai berbatasan dengan laut ataupun danau. Delta Mahakam berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang meliputi Kecamatan Samboja, Muara Jawa, Sanga-Sanga, Anggana, Muara Badak dan Kecamatan Marangkayu. Secara geografis Delta Mahakam terletak antara 0o 21‟ 21” LU – 1o 10‟ 06” LS dan 117o 15‟ 40” BT – 11o 40‟ 43” BT yang merupakan perairan pesisir, daratan berlumpur dan berawa dengan luas sekitar 150.000 ha (termasuk wilayah perairan).
Secara umum, Delta Mahakam terbentuk akibat pengaruh energi arus rendah (low wave energy), serta campuran antara endapan sungai (fluvial) dan arus pasang surut (tidal and fluvial dominated) yang tinggi muatan sedimen dan kuatnya dorongan massa air Sungai Mahakam ke arah laut. Mencermati bentuk delta yang dapat mengembang ke semua arah menandakan bahwa tidak terdapat tekanan kuat dari massa air laut. Delta ini terjadi sebagai akibat dari proses sedimentasi yang terus menerus selama beratus-ratus tahun sehingga membentuk sebuah delta yang dikatakan delta majemuk karena terdiri dari belasan anak-anak sungai yang mempunyai interkorelasi dan berhilir ke laut dengan muara masing-masing.
Sungai Mahakam sebetulnya adalah jenis sungai pasang-surut, di mana pengaruh proses pasang surut dari laut mencapai jarak 140 km dari garis pantai ke arah hulu. Inilah yang membuatnya kini juga menjadi sumber migas.
3.2 Saran
Delta Mahakam merupakan salah satu mutiara dari Indonesia yang tidak akan ada duanya di dunia. Delta Mahakam yang merupakan salah satu blok migas terbesar yaitu Blok Sanga-sanga merupakan suatu daratan sumber ilmu pengetahuan yang tidak akan habisnya bagi mereka yang haus akan kemajuan dan kemakmuran bangsanya.
Besar harapan penulis, akan semakin banyaknya hal yang tersingkap dari kekayaan ilmu Delta Mahakam ini, sehingga semakin memberikan manfaat bagi umat manusia kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Liahude, D. 2005.Pesisir Delta Mahakam Dan Delta Berau Menuju Puncak Kehancuran. Puslitbang Geologi Kelautan.
Simarmata, M. B. dkk. 2015. Pembentukan Delta Mahakam di Provinsi Kalimantan Timur. Indralaya: Universitas Sriwijaya.
Tisnasomantri, Akub. 1998. Dasar-Dasar Geomorpologi Umum. Bandung: Andira.
Farah, Farah. Tanpa Keterangan. Proses Sedimentasi – Jenis, Penyebab, dan Dampaknya. https://ilmugeografi.com/geologi/proses-sedimentasi. (Diakses pada tanggal 28 Desember 2017)
Subroto. 2015. Delta Mahakam dan 125 Tahun Eksplorasi Migas di Kaltim-Selat Makassar. http://geomagz.geologi.esdm.go.id/delta-mahakam-dan-125-tahun-eksplorasi-migas-di-kaltim-selat-makassar/. (Diakses pada tanggal 28 Desember 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar