Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Isi, Skala, Bentuk, dan Sumber Data - Geology Dzack

Breaking

Kamis, 02 November 2023

Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Isi, Skala, Bentuk, dan Sumber Data

JENIS-JENIS PETA

Peta Geologi Regional, biasanya hasil gabungan penelitian lapangan dengan kompilasi dari beberapa peneliti terdahulu. Peta ini diperlukan sebelum melaksanakan pemetaan geologi dengan skala besar. 

Peta Dasar, adalah peta topografi dengan skala besar berisis data kontur ketinggian dan titik ketinggian, sungai, jaringan jalan, jembatan, dan perkampungan berikut nama-nama gunung, bukit, daerah, dan lain-lain. Peta ini diperlukan dalam melaksanakan pemetaan geologi di lapangan. Data disimpan di peta dasar ini. Peta dasar ini akan menjadi peta kerangka.

Peta Kerangka, merupakan bank data dari hasil pengamatan di lapangan. Peta ini menjadi acuan bagi peta-peta lainnya atau bahkan menjadi modal untuk membuat peta-peta lain.

Peta Pola Jurus dan Kemiringan Perlapisan Batuan, merupakan peta hasil rekonstruksi kontur strike/dip yang berisi data strike/dip satuan batuan, simbol huruf satuan batuan, rekonstruksi struktur geologi, simbol-simbol struktur geologi (antiklin, sinklin, sesar mendatar, sesar oblique, sesar normal, dan sesar naik).

Peta Geologi, berisikan data satuan batuan (disebandingkan dengan satuan litostratigrafi/formasi) dengan batas-batasnya, data-data topografi, strike/dip lapisan batuan, simbol warna masing-masing satuan batuan, simbol-simbol struktur geologi, lintasan penampang geologi, dan penampang geologi (dengan keterangan skala vertikal dan horizontal serta menggunakan metode bususr), peta indeks daerah penelitian, disertai keterangan lainnya. 

Peta Geomorfologi, adalah peta yang menggambarkan bentuk bentang-alam, genesa, beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai skala, berisi satuan geomorfologi (dengan simbol warnanya) dengan batas-batasnya disertai keterangan pembagian satuan dengan kriteria pembagian : kemiringan lereng, pola pengaliran, relief, ketinggian dari permukaan laut, litologi (material batuan dan tanah lapuknya), proses-proses endogen (lipatan dan patahan), dan proses eksogen (pelapukan dan stadium erosi muda-dewasa-tua) dan keterangan lainnya.

Peta Topografi

Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diproyeksikan dalam 2 dimensi pada bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu.

Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk/roman muka bumi, yang meliputi perbedaan tinggi/relief, sungai, danau, vegetasi, dan hasil kebudayaan manusia. Peta topografi yang biasa digunakan adalah dengan skala 1:50.000; 1:25.000; 1:12.500; dan 1:5.000 (biasanya peta topografi wilayah kota).

Baca juga :

7 Software Pemetaan Geologi Terbaik untuk Mahasiswa Teknik Geologi dan Ilmu Kebumian

Kegunaan peta topografi adalah:

  1. Untuk mengetahui keadaan medan/daerah yang akan kita kunjungi, mengetahui letak desa, jalan raya, sungai, daerah rendah, daerah per-bukitan, bagian lereng yang curam, dan landai.

  2. Untuk mengetahui dan menentukan posisi kita (orientasi medan) pada daerah yang kita kunjungi sehingga terhindar dari bahaya tersesat.

  3. Dalam bidang militer digunakan untuk strategi militer, seperti pemilihan posisi yang strategis untuk pertahanan, penyerangan, tempat logistik, dll.

  4. Sebagai peta dasar (basemap) untuk pembuatan peta khusus, misalnya peta geologi, peta tata guna lahan, dll.

Jenis peta topografi

  1. Peta topografi terbagi menjadi 2 jenis (dengan titik acuan titik 0 mdpl/di atas permukaan laut), yaitu: Peta permukaan (surface map), adalah peta yang menggambarkan roman muka bumi di atas permukaan air laut (bernilai positif) 

  2. Peta bawah permukaan (subsurface map), adalah peta yang menggambarkan roman muka bumi di bawah permukaan air laut atau di bawah permukaan bumi (bernilai negatif).

Peta topografi Indonesia

Peta topografi di Indonesia ada 3 macam, yaitu:

  1. Peta topografi lama (periode zaman penjajahan Belanda), yaitu peta yang diterbitkan sebelum perang dunia kedua oleh Belanda dan ditangani oleh Nederland Indische Topografische Dienst. Peta ini menggunakan Bahasa Belanda. Peta aslinya menggunakan warna hitam.

  2. Peta topografi peralihan yang diterbitkan oleh tentara sekutu (U.S. Army), peta ini dibuat pada saat perang dunia kedua yang berupa cetakan ulang dari peta lama (buatan Belanda). Peta ini menggunakan Bahasa Inggris dan Belanda. Peta aslinya menggunakan warna merah.

  3. Peta topografi baru yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Peta ini diterbitkan oleh instansi sipil yang khusus menangani survei dan pemetaan di Indonesia. Peta ini menggunakan. Bahasa Indonesia. Peta aslinya menggunakan warna biru (peta asli).

Ketiga peta tersebut masih memiliki persamaan, yaitu: luas daerahnya sama, proyeksi yang digunakan adalah sama, dan batas kiri dan kanan tiap sheet adalah meridian (arahnya ke kutub).

Bagian peta topografi

  1. Judul peta dan nomor lembar peta (registrasi peta). Judul peta, misalnya: Lembar Sukabumi, Singaparna, dll.

Sistem penomoran peta:

  • Sistem penomoran lama; dimana 0° dihitung dari Jakarta (garis bujur) Contoh: Untuk peta skala 1:100.000 = 45/XI

Untuk peta skala 1:50.000 = 45/XI-A

Untuk peta skala 1:25.000 = 45/XI-a

  • Sistem penomoran baru; dimana 0° dihitung dari Greenwich.

Contoh: Untuk peta skala 1:100.000 = 4522

Untuk peta skala 1:50.000 = 4522-III


  1. Roman muka

  • Relief, yaitu perbedaan puncak ketinggian dengan bukit atau lembah.

  • Drainase, yaitu segala bentuk permukaan yang berkaitan dengan air, misalnya: sungai, danau, mata air, irigasi, dll.

  • Kultur, yaitu seluruh hasil kebudayaan manusia, misalnya: perkampungan, jalan raya, jalan kereta api, kota, dll

  1. Skala jarak horizontal, Yaitu perbandingan jarak horizontal antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan, misalnya: skala 1:50.000, berarti jarak 1cm di peta sama dengan jarak 50.000cm atau 500m di lapangan.

Jenis-jenis penulisan skala di peta:

  • Skala fraksi, contoh:  1:50.000

  • Skala verbal, contoh: 1cm=50km

  • Skala grafis



Kerugian skala fraksi apabila mengalami pembesaran atau pengecilan skala, maka skala utama tidak digunakan lagi, misalnya: peta berskala 1:50.000 diperbesar menjadi 1:25.000, maka skala 1:50.000 tidak dapat digunakan lagi.


Keuntungan skala grafis skala masih tetap dapat digunakan meskipun mengalami perbesaran atau pengecilan skala.


  1. Legenda, Yaitu simbol-simbol atau gambar benda-benda medan yang mewakili bentuk atau tempat di suatu daerah.

  2. Coverage diagram, Yaitu diagram yang menunjukkan asal data peta didapatkan.

  3. Indeks administrasi, Yaitu pembagian daerah berdasarkan wilayah administrasi (hukum pemerintahan).

  4. Indeks adjoining sheet, Yaitu petunjuk untuk mengetahui keberadaan suatu peta dengan peta lainnya yang berdekatan.

  5. Edisi peta (tahun pembuatan peta) dan nama/lembaga instansi pembuat peta.

  6. Orientasi peta

TN = True North (utara sebenarnya) GN = Grid North (utara peta)

MN = Magnetic North (utara magnetis) Keterangan:

  • True North menunjukan utara kutub yang sesuai dengan sumbu bumi.

  • Grid North adalah hasil proyeksi dari garis lintang dan garis bujur bumi

  • Magnetic North menunjukan utara magnetis, pada Jazirah Boothia, Kanada Utara (arahnya tidak tetap).

  • Deklinasi magnetik adalah sudut yang dibentuk oleh True North dan Magnetic North (TN dan MN).

  • Deklinasi peta adalah sudut yang dibentuk oleh Grid North dan True North (GN dan TN).

  • Deklinasi sebenarnya adalah sudut yang dibentuk oleh Grid North dan Magnetic North (GN dan MN).

Sudut deklinasi Magnetic North (MN) adalah 1°=60' dan 1'=60"


Untuk Indonesia, biasanya deklinasi peta diabaikan karena sudutnya kecil, tetapi untuk deklinasi magnetik bergerak menjauhi deklinasi sebenarnya sebesar 2' per tahun.


Misalnya: Deklinasi magnetis Tahun 1970 = 0°25'


Tahun 1970-2001 = (2001-1970) x 2' = 72' = 1°12'

Maka, deklinasi magnetis tahun 2001: 0°25'+1°12' =1°37’


  1. Grid dan Graticula (garis lintang dan bujur)

  2. Garis kontur, Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik di dalam peta dengan ketinggian yang sama (dihitung dari permukaan laut).

Sifat-sifat garis kontur, yaitu:

  • Titik-titik dalam satu garis kontur mempunyai ketinggian yang sama di atas permukaan laut.

  • Garis-garis kontur tidak mungkin berpotongan satu sama lain, kecuali pada vertical cliff dan overhanging cliff (jarang/hampir tidak ada).

  • Garis-garis kontur tidak mungkin bercabang. Setiap garis kontur merupakan suatu kurva tertutup.

  • Garis kontur yang berspasi seragam (uniformly spaced contour) menunjukan suatu lereng yang seragam.

  • Garis kontur yang berdekatan/berhimpit menunjukkan suatu lereng yang terjal/curam.

  • Garis kontur yang berjauhan/renggang menunjukan suatu lereng yang landai/pedataran.

  • Suatu garis kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur yang lain dan memisahkan semua titik yang lebih tinggi dari semua titik dari ketinggian yang lebih rendah.

  • Garis kontur yang melingkar/menutup dalam batas peta menunjukan suatu bukit.

  • Garis kontur lembah biasanya berbentuk V, dengan ujung V mengarah ke hulu.

  • Garis kontur bukit biasanya berbentuk U, dengan busur U mengarah ke hilir \ (kaki bukit)

Tidak ada komentar: