Apa itu Metode Kriging dan Bagaimana Cara Menggunakannya untuk Membuat Peta? - Geology Dzack

Breaking

Kamis, 02 November 2023

Apa itu Metode Kriging dan Bagaimana Cara Menggunakannya untuk Membuat Peta?

 

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengenalan Pemetaan

http://aerogeosurvey.com/wp-content/uploads/2016/06/Pemetaan-Drone-Peta-Vektor-Digitasi.jpg

Gambar 1. Peta Vektor (aerogeosurvey.com)

Pengertian pemetaan secara harfiah menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1987 : 859) adalah suatu proses, cara, perbuatan membuat peta, kegiatan pemotretan yang dilakukan melalui udara dimana dalam kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan hasil pencitraan yang baik tentang suatu daerah. ( Yusuf, et. al, 1957 : 452). 

Pada intinya pemetaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data lapangan, yang memindahkan keadaan sesungguhnya di lapangan (‘fakta’) keatas kertas gambar atau kedalam peta dasar yang tersedia, yaitu dengan menggambarkan penyebaran dan merekonstruksi kondisi alamiah tertentu secara meruang, yang dinyatakan dengan titik, garis, symbol dan warna (Jamal, 2014).

2.2 Kriging

2.2.1 Pengenalan Kriging

Menurut David(1977) dalam Kumar dan Remadevi (2006). Kriging adalah sebuah teknik untuk mengoptimalisasi estimasi unbiased suatu titik dengan menggunakan semi semivariogram dan sekumpulan data aktual. Sedangkan menurut Eldeiry dan Garcia(2009) Kriging adalah suatu teknik untuk memprediksi suatu lokasi dengan menggunakan nilai rata-rata bobot sample data terdekat.

Kriging merupakan analisis data geostatistika yang digunakan untuk mengestimasi besarnya nilai yang mewakili suatu titik yang tidak tersampel berdasarkan titik – titik tersampel yang berada di sekitarnya dengan mempertimbangkan korelasi spasial yang ada dalam data tersebut. Kriging merupakan suatu metode interpolasi yang menghasilkan prediksi atau estimasi tak bias dan memiliki kesalahan minimum. Metode estimasi ini menggunakan semivariogram yang merepresentasikan perbedaan spasial dan nilai diantara semua pasangan sampel data. Semivariogram juga menunjukkan bobot yang digunakan dalam interpolasi.


2.2.2 Metode Kriging

Banyak metode yang dapat digunakan dalam metode kriging namun berdasarkan asumsi mean yang digunakan maka dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Simple Kriging, Ordinary Kriging, dan Universal Kriging. Simple Kriging mengasumsikan bahwa mean konstan dan diketahui. Ordinary Kriging mengasumsikan bahwa mean konstan dan tidak diketahui, sedangkan Universal Kriging mengasumsikan bahwa mean tidak konstan dan berubah sesuai lokasi. Dalam perkembangannya, ketiga metode tersebut menjadi dasar dalam pengembangan metode kriging seperti : Probability Kriging, Disjunctive Kriging, Cokriging, Bayesian Kriging dan Indicator Kriging.

Salah satu metode paling sering digunakan adalah Metode Ordinary Kriging. Ordinary kriging (OK) adalah metode kriging paling sederhana yang terdapat pada geostatistika. Pada metode ini, memiliki asumsi bahwa rata-rata (mean) tidak diketahui dan bernilai konstan. Pada ordinary kriging, merupakan mean dari

Pada Cressie (1993: 120) dijelaskan bahwa ordinary kriging berhubungan dengan prediksi spasial dengan dua asumsi:

Asumsi Model:

Asumsi Prediksi:

Dengan:

: nilai error pada Z(u)

n : banyaknya data sampel yang digunakan untuk estimasi.


2.2.3 Peralatan Kriging

Dalam penggunaanya metode kriging, ada beberapa unsur yang mendukung metode ini, yaitu :

  • Data spasial, adalah data yang mempresentasikan aspek-aspek keruangan dari suatu fenomena. Terdapat tiga jenis data spasial, yaitu: data geostatistik, data area, pola titik.

  • Variabel random kontinu , yaitu terdapatnya fungsi f(x), yaitu fungsi densitas peluang (fdp) dari x.

  • Vektor dan vector random, vector merupakan susunan bilangan real, sedangkan vector random merupakan perluasan dari variabel random.

  • Ekspektasi, konvergensi antara data x dengan rumus .

  • Variansi, peubah acak x dengan rumus .

  • Kovarian, peubah acak x dan y dengan rumus .

  • Matriks, adalah susunan bilangan berbentuk persegi empat.

  • Transpose matriks, ubahan dari suatu matriks yang disimbolkan dengan tanda T di atas nama matriksnya.

  • Matriks persegi, salah satu jenis matriks dimana banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom.

  • Matriks identitas, adalah matriks yang terdiri dari 0 dan 1, dimana susunan angka satunya berbentuk diagonal utama suatu kotak, disimbolkan dengan tanda I.

  • Matrix inverse, ubahan dari suatu matriks yang disimbolkan dengan tanda -1 diatas tanda matriksnya. Dinyatakan dengan persamaan matriks berupa .

  • Stasioneritas, sifat dari data dimana memiliki nilai data fluktuasi data sekitar yang nilai rata-ratanya konstan.

  • Variogram dan semivariogram, variogram adalah autokorelasi dari variabel teregionalisasi, sedangkan semivariogram adalah setengah dari variogram.

  • Lagrange multiplier, suatu metode untuk menentukan nilai ekstrim (maksimum dan minimum) dari suatu fungsi. 


2.3 Pengaplikasian Metode dan Peralatan Kriging dalam Pemetaan.

Metode ordinary kriging merupakan metode interpolasi yang fleksibel dan sangat bermanfaat bagi penyebaran data yang sifatnya tersebar dan tidak teratur.

Seperti yang disebutkan  sebelumnya, interpolasi dengan metode Kriging memerlukan hitungan statistik dari setiap sampel data. Perhitungan statistik ini dilakukan dengan membuat semivariogram.

Metode Kriging dapat dilakukan dengan 5 jenis pendekatan yaitu: spherical, circular, exponential, gaussian dan linear.

Gambar 2. Interpolasi dengan metode Kriging pada perubahan tipe (Gatot, 2008)

 

BAB 3

KESIMPULAN

Pemetaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data lapangan, yang memindahkan keadaan sesungguhnya di lapangan (‘fakta’) keatas kertas gambar, dalam pembuatannya kita dimudahkan dengan metode Kriging, yaitu metode geostatistika yang digunakan untuk mengestimasi besarnya nilai yang mewakili suatu titik yang tidak tersampel berdasarkan titik–titik tersampel yang berada di sekitarnya dengan mempertimbangkan korelasi spasial yang ada dalam data tersebut. Dalam pengaplikasiannya metode ordinary kriging merupakan metode interpolasi yang fleksibel dan sangat bermanfaat bagi penyebaran data yang sifatnya tersebar dan tidak teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Pramono, Gatot H. (2008). Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi Sebaran Sedimen Tersuspensi. Forum Geografi Vol. 22 No. 1 Juli 2008; hal. 97 – 110.

Idham, Ikhwam. (Tanpa Keterangan). A. Perhitungan Sumberdaya dengan Metode Kriging. https://id.scribd.com/document/250131258/Metode-Kriging (Diakses 30 April 2018).

Jamal. (2014). Bab XI : Pemetaan Geologi. https://id.scribd.com/document/216225537/Pemetaan-Geologi (Diakses 30 April 2018).

Rostianingsih, Silvia,. dkk. (2011). Pemetaan Penyebaran Penyakit dengan Metode Kriging. Surabaya : Universitas Kristen Petra.

Alfiana, Anantia N. (2010). Metode Ordinary Kriging Pada Geostatistika. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Laksana, Endra A. (2010). Analisis Data Geostatistika Dengan Universal Kriging. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Nirwansyah, Anang W. (2015). Komparasi Teknik Ordinary Kriging dan Spline dalam Pembentukan DEM (Studi Data Titik Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah. Purwokerto : Geoedukasi Volume IV Nomor 1.

Khasanah, R & Madlazim. (2015). Analisis Pemetaan Daerah Rawan Petir dengan Menggunakan Metode Kriging di Wilayah Kota/Kabupaten Pasuruan. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia Volume 04 Nomor 03, hal. 157 – 162.

Saputra, Yudi. (Tanpa Keterangan). Bab II : Tinjauan Pustaka. http://www.academia.edu/24832047/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA_II.1._Pengertian_Pemetaan (Diakses 30 April 2018).

Tidak ada komentar: