Mengenal Peralatan Geologi dan Fungsi dan Cara Penggunaannya dalam Kegiatan Lapangan - Geology Dzack

Breaking

Kamis, 02 November 2023

Mengenal Peralatan Geologi dan Fungsi dan Cara Penggunaannya dalam Kegiatan Lapangan

PERALATAN GEOLOGI DAN PENGGUNAANYA

Bagi seorang ahli geologi, Lapangan merupakan tempat dimana dan atau tanah yang dapat diamati secara langsung, dan geologi lapangan merupakan cara yang digunakan untuk mempelajari dan menafsirkan struktur dan sifat batuan yang ada pada suatu singkapan. Untuk mempermudah melakukan proses diatas, diperlukan suatu alat bantu yang secara umum yang dikenal sebagai Peralatan Standar Lapangan Geologi.

Alat adalah perkakas, barang-barang yang perlu untuk melakukan suatu pekerjaan (Poerwadarminta, 1954). Atau dengan kata lain peralatan adalah bermacam-macam bentuk alat perkakas, perbekalan, atau kelengkapan.

Peralatan geologi adalah peralatan yang digunakan untuk mempelajari, mengamati, memeriksa, mengumpulkan data dan contoh batuan dalam pekerjaan geologi lapangan (pemetaan geologi). Peralatan standar lapangan geologi adalah peralatan geologi yang umum digunakan di lapangan, yang terdiri dari:


  1. Kompas geologi


  1. Palu geologi


  1. Peta dasar (peta topografi)


  1. Loupe


  1. Buku catatan lapangan dan lembar deskripsi batuan


  1. Alat-alat tulis


  1. HCl 0.1 N


  1. Komparator batuan


  1. Pita atau tali ukur


  1. Clipboard


  1. Kantong contoh batuan


  1. Kamera\

  2. Tas lapangan


Cara Pemakaian Peralatan Lapangan Geologi:


Kompas geologi


Kompas geologi merupakan kompas yang dapat digunakan untuk mengukur komponen arah (azimuth, jurus, dll) dan komponen besar sudut (dip, slope, dll).



Bagian-bagian kompas geologi


Berdasarkan pembagian lingkaran derajat, dikenal 2 macam kompas geologi, yaitu:


  1. Kompas azimuth, kompas ini mempunyai dua angka lingkaran derajat tertinggi yaitu 360°. Angka 0° dan 360° berhimpit pada Utara kompas.


  1. Kompas kwadran, kompas ini mempunyai angka lingkaran derajat yang dibagi menjadi 4 bagian, sedangkan angka tertinggi 90° terletak di Timur dan Barat kompas dan angka 0° di Utara dan Selatan kompas.


Di Indonesia, pada umumnya kompas yang dipergunakan adalah jenis kompas azimuth. Sebelum pemakaian di lapangan, inklinasi dan deklinasi dari kompas haruslah disesuaikan dengan daerah setempat.


Cara Menggunakan Kompas Geologi:


  • Untuk pengukuran komponen arah (azimuth, jurus, lineasi)


Bagian-bagian kompas yang perlu diperhatikan adalah lubang pengintip, bull’s eye (mata lembu), jarum kompas, klinometer, lingkaran pembagian derajat dan kompas dalam keadaan mendatar/horizontal.

  • Pengukuran azimuth (arah), dapat menggunakan dua cara:

  1. Kompas dibuka dengan sudut ± 135°, tangan penunjuk dibuat tegak, kompas dipegang di pinggang. Sasaran dilihat melalui lubang tangan penunjuk di garis tengah cermin. Setelah bull’s eye berada di tengah, baca angka lingkaran pembagian derajat yang berhimpit dengan jarum Utara kompas, sehingga didapatlah harga azimuth/arah ke depan.

  2. Kompas geologi dibuka dengan sudut ± 30°, dipegang dekat mata, sasaran dilihat melalui lubang pengintip dan jendela pandang, dan melalui cermin dibaca angka lingkaran pembagian derajat yang berhimpit dengan jarum Utara kompas maka didapat harga back azimuth/arah belakang

  • Pengukuran jurus/Strike (perlapisan dan sesar)

Kompas ditempel pada bidang lapisan atau bidang sesar bagian sebelah atas, dengan bagian kompas yarg ditempel adalah ‘E’ (East/ Timur), untuk kompas azimuth; sedangkan untuk kompas kuadran, dapat ditempel untuk yang bertanda ‘E’ atau ‘W’, (West/Barat), hasil pengukurannya sama tetapi penulisannya berbeda, contoh:

  • Kompas azimuth (E yang ditempel) didapat = N 250° E

  • Kompas kuadran (E yang ditempel) ditulis = S 70° W

  • Kompas kuadran (W yang ditempel) ditulis = N 70° E

  • Pengukuran arah kemiringan lapisan, Kompas ditempel di bagian belakang (bagian bawah engsel cermin) pada bidang lapisan paling atas, dengan komposisi kompas tegak lurus jurus

  • Pengukuran arah lineasi (gores garis/pitch)

Pada lineasi yang akan diukur, diletakan buku catatan lapangan (field note) atau clip board tegak lurus bidang horizontal. Kemudian kompas ditempelkan pada sisi buku catatan/clip board dengan lengan penunjuk ke arah gores garis yang turun/ke bawah.

  • Untuk pengukuran komponen besar sudut (dip, rake, slope) Bagian-bagian kompas yang harus diperhatikan adalah klinometer, angka derajat kemiringan, dan posisi tegak kompas.

  • Pengukuran dip/kemiringan (lapisan dan bidang sesar) Kompas ditempel di alas lapisan batuan/bidang sesar, tegak lurus jurus, atur klinometer sampai gelembung udara berada di tengah (pengatur klinometer ada di bagian belakang kompas), lalu baca harga derajat kemiringan.

  • Pengukuran slope (kemiringan lereng) Kompas dibuka dengan sudut ± 45°, dipegang dengan posisi tegak dekat dengan mata. Sasaran penglihatan adalah teman seregu atau patok yang mempunyai tinggi sama dengan mata penembak/pemegang kompas, sasaran dilihat melalui jendela kaca. Setelah gelembung udara tepat di tengah klinometer, baca harga derajat kemiringan.

  • Pengukuran penentuan lokasi / posisi (plotting)

Penentuan lokasi/posisi dapat digunakan dengan metode sebagai berikut:

  • Resection;  Cara    resection    digunakan  apabila  kita  ingin mengetahui posisi secara tepat pada peta, yaitu dengan cara:

  1. Mengatur peta dengan benar (Arah Utara peta disesuaikan dengan arah Utara kompas).

  2. Memilih dua buah titik yang sudah dikenal dengan baik, pada peta ataupun di lapangan, misalnya titik A dan B.

  3. Kemudian bidik dengan kompas dan catat sudut-sudut yang didapat dengan kedua titik yang ditandai tersebut, misalnya: T.

  4. Tentukan arah utara peta pada titik yang ditandai tersebut, cara-nya dengan membuat garis lurus yang tegak lurus dengan sumbu Y.

  5. Hitung dan gambarkan sudut yang didapat pada titik A dan B, perhitungan sudutnya dimulai dan sudut kompas pembidikan ke titik A dan B.

  6. Dari sudut yang didapat dan digambarkan tersebut, buatlah perpanjangan garis hingga titik A dan B memotong di satu titik.

  7. Perpotongan dua garis tersebut merupakan posisi kita.


Contoh:


  1. = 297° (azimuth bukit A terhadap posisi kita)


  1. = 75° (azimuth bukit B terhadap posisi kita) Tentukan posisi kita:


back azimuth A' = 117° (297°-180°) back azimuth B' = 255° (75°+180°)


  • Intersection; adalah cara untuk menentukan letak suatu titik (sasaran) di medan atau pada peta. Kegunaan metode ini adalah untuk mengetahui posisi seseorang atau sesuatu pada peta, misalnya mengetahui secara tepat pesawat yang jatuh atau lokasi kebakaran hutan.

  1. Tentukan dua titik di medan yang mudah diketahui dan dikenali, baik pada peta atau pada lapangan dan jarak antara dua titik tersebut harus ditentukan.

  2. Dan dua buah titik tersebut, tentukan sudut kompas ke sasaran yang akan diketahui pada peta (azimuth).

  3. Ubahlah sudut kompas menjadi sudut peta.

  4. Perpotongan garisnya merupakan letak sasaran yang diketahui di peta.


Palu Geologi


Palu geologi berguna untuk mengambil contoh/sampel batuan yang sangat keras. Terdapat dua jenis palu geologi yang umum dipakai, yaitu:


  1. Pick point (jenis palu berujung runcing) yang biasa dipakai untuk batuan yang keras, seperti batuan beku


  1. Chisel point (jenis palu berujung seperti pahat) yang biasa dipakai untuk batuan yang berlapis/batuan sedimen.


Peta dasar (peta topografi atau foto udara)


Peta dasar digunakan sebagai pegangan dan petunjuk suatu daerah yang akan kita teliti/ petakan. Dari peta dasar yang ada, kita dapat mengetahui kondisi medan, menentukan posisi, dan menginterpretasikan geologi daerah tersebut.


Buku catatan lapangan dan lembar deskripsi batuan


Sebaiknya menggunakan buku tulis yang cukup baik, ukurannya sedang, praktis dipakai di lapangan, dan akan lebih baik lagi, kalau dengan kulit buku yang tebal.

Alat-alat tulis, berupa:

  • Pensil HB atau 2H, digunakan untuk mencatat dan mensketsa, dengan keuntungan gambar atau tulisan pensil tidak luntur bila kena air, dan mudah dihapus.

  • Pensil warna, digunakan untuk memperjelas simbol litologi pada buku catatan lapangan maupun pada peta.

  • Penghapus, untuk menghapus pensil atau pensil warna.

  • Mistar panjang dan segitiga, digunakan untuk membantu pengeplotan posisi di peta dan untuk mengukur jarak di peta.

  • Busur derajat, digunakan untuk mengukur besarnya arah (azimuth di peta, atau untuk mengukur besar rake atau pitch).

  • Peruncing pensil atau rautan, untuk meruncingkan pensil yang tumpul atau patah.

  • Spidol tahan air (waterproof), digunakan untuk menulis nomor contoh batuan dan keterangan lainnya pada kantong sampel batuan.


Papan alat menulis (clipboard)


Papan ini berguna untuk mempermudah pencatatan data di lapangan atau sebagai alas kompas geologi pada saat melakukan pengukuran unsur struktur pada bidang lapisan batuan yang tidak rata.


Loupe/hand-lens (kaca pembesar)


Lensa pembesar yang umum digunakan adalah lensa yang memiliki pembesaran 8%, 10%, 15%, dan 20%. Lensa pembesar ini digunakan untuk memperbesar objek agar lebih mudah diamati dan diteliti, seperti mineral butiran, fosil, dll.).


Komparator batuan


Komparator yang umum digunakan adalah komparator batuan beku dan komparator batuan sedimen (Skala Wentworth). Komparator ini berguna untuk membantu dalam pemerian batuan, dengan cara membandingkan contoh batuan dan mineral dengan yang tercatat pada komparator.


Larutan HCl 0,1 N


Digunakan untuk menguji kandungan karbonat dan contoh batuan yang diamati (terutama batuan sedimen). Cara mengujinya yaitu dengan meneteskan larutan HCl 0,1 N tersebut langsung ke contoh batuan. Bila berbuih / bereaksi, berarti batuan tersebut karbonatan (CaC03).


Pita atau tali ukur


Digunakan untuk mengukur jarak antar lokasi pengamatan. Umum digunakan pada pengukuran Penampang Stratigrafi Terukur (Measure Section/MS). Jenis pita ukur yang biasa digunakan adalah yang berukuran panjang 30-100 inchi dan pita ukur ukuran pendek (meteran) dengan panjang 3-5 inchi.


Kantong sampel/contoh batuan


Digunakan untuk membungkus contoh batuan yang akan dibawa (misalnya: untuk penelitian laboratorium). Kantong sampel diberi tanda untuk tiap batuan, nomor stasiun (titik pengamatan), dengan menggunakan spidol tahan air dan ditutup rapat guna menghindari kontaminasi dengan udara bebas.


Kamera


Digunakan untuk mengambil gambar dari singkapan atau data yang lain, misalnya morfologi dari bahan galian ekonomis, lokasi pengamatan, dll. Kamera yang digunakan sebaiknya yang praktis dan tidak sulit digunakan pada medan yang


Tempat makanan dan minuman


Tempat minuman sebaiknya dapat digantungkan pada ikat pinggang dengan kapasitas antara 750-1000 ml, agar tidak terlalu merepotkan dan membebani. Tempat makanan dapat berupa tempat nasi yang terpisah dengan tempat lauknya, agar makanan tidak cepat basi. (Jaga perbekalannya saat di lapangan!!!)


Tas lapangan atau ransel


Digunakan untuk membawa peralatan geologi dan perlengkapan lapangan. Sebaiknya dibedakan antara tas untuk peralatan dan peta dengan tas untuk perbekalan dan contoh batuan. Ukuran tas sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lapangan Ransel dengan ukuran 40 liter adalah yang biasa digunakan, karena tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.


Tidak ada komentar: