Pengenalan Lempeng Arabia
Lempeng Arabia adalah salah satu dari tiga lempeng tektonik (lempeng kerak Afrika, Arab dan India) yang telah bergerak ke utara selama jutaan tahun dan bertabrakan dengan lempeng Eurasia. Lempeng Arabia sebagian besar terdiri dari jazirah Arab, serta meluas ke utara sampai Turki (US Geological Survey, 2014). Perbatasan dari Lempeng Arabia sendiri, yakni:
Timur, dengan lempeng Indo-Australia, di Zona Fracture Owen
Selatan, dengan lempeng Afrika ke barat dan Lempeng Indo-Australia di sebelah timur
Barat, batas sesar kiri lateral dengan Lempeng Afrika disebut Laut Mati Transform dan batas divergen dengan Lempeng Afrika disebut Rift Laut Merah yang membentang dari Laut Merah;
Utara, batas konvergen yang kompleks dengan Lempeng Anatolia dan Lempeng Eurasia.
Gambar 1. Batas Lempeng Arabia
Lempeng Arabia merupakan bagian dari Lempeng Afrika selama banyak Eon Fanerozoikum (Paleozoikum - Kenozoikum), sampai Epoch Oligosen dari Era Kenozoikum. Laut Merah fase rifting dimulai pada Eosen, tetapi pemisahan Afrika dan Arab terjadi di Oligosen, dan sejak saat itu Lempeng Arabia telah perlahan-lahan bergerak menuju Lempeng Eurasia. Tabrakan antara Lempeng Arabia dan Eurasia yang mendorong Pegunungan Zagros Iran (Al-Husseini, 2000).
Hubungan Lempeng Arabia dengan Lempeng di Sekitarnya
Lempeng Arabia berhubungan dengan lempeng Indo-Australia di bagian timur dengan batas Divergen. Lempeng Arabia sendiri terbentuk karena pertemuan antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng India.
Di Bagian selatan, Lempeng Arabia berhubungan dengan Lempeng Afrika dengan batas divergen, terbentuk sampai bagian barat dengan batas sesar kiri lateral dengan Lempeng Afrika disebut Laut Mati Transform dan batas divergen dengan Lempeng Afrika disebut Rift Laut Merah yang membentang dari Laut Merah
Di bagian utara, Lempeng Arabia berhubungan dengan Lempeng Anatolia dan Lempeng Eurasia dengan batas konvergen dan membentuk zona collision. Akibat dari tumbukan antar lempeng ini menyebabkan sering terjadinya gempa di zona collision
Gambar 2. Lempeng Arabia dengan Lempeng di Sekitarnya
Kecepatan Pergerakan Lempeng Arabia Berdasarkan Perhitungan dari Data GPS
Digunakan 36 jaringan GPS regional yang dalam penelitian yang diukur pada akhir tahun 2000 dan awal 2001 di daerah Suriah dan Lebanon. Untuk masing-masing jaringan diamati setidaknya selama 48 jam. Kemudian, jaringan-jaringan itu diukur kembali pada musim panas 2007, dan musim panas 2008 oleh Pusat Gempa Nasional Suriah setidaknya selama 24 jam untuk masing-masing Jaringan.
Gambar 3. Pergerakan Lempeng Arabia
Data GPS diproses mengikuti prosedur dua langkah standar menggunakan perangkat lunak GAMIT / GLOBK. Data dari jaringan GPS Suriah dianalisis bersama dengan data GPS mentah dari stasiun GPS (CGPS) yang beroperasi terus menerus lainnya di wilayah tersebut. Data dari survei dibagi lagi menjadi 8-10 jam. Selain waktu dari tiga survei di Suriah, data CGPS juga dianalisis pada tahun 2002-2005 di Lebanon. Ringkasan stasiun CGPS dan periode pengamatan mereka dapat kita lihat pada table di bawah.
Tabel 1. Data GPS Pergerakan Lempeng Arabia di Syria dan Lebanon
Hasil dari perhitungan GPS didapati bahwa di bagian utara di Suriah dan di bagian barat laut Lempeng Arab yang diukur selama 7,5 tahun menghasilkan kecepatan dengan ketidakpastian 1σ dengan rata-rata kecepatan 0,7 mm/tahun. Kecepatan ini konsisten dengan model dislokasi elastis dengan tingkat slip 1,8-3,3 mm/tahun dan kedalaman penguncian 5–16 km.
Gambar 4. Pergerakan Lempeng Arabia terhadap Lempeng Eurasia
Gambar di atas menggambarkan gerakan lempeng Arabia (panah hitam besar) dan lempeng Sinai timur laut (panah putih besar) relatif terhadap Eurasia. Sehingga, dari perhitungan yang didapat dari data GPS diperkirakan bahwa di daerah utara sekitar Syria memungkinkan terjadinya gempa sebesar >7 SR.
KESIMPULAN
Lempeng Arabia merupakan lempeng minor dimana berhubungan dengan 3 lempeng, yaitu di bagian utara dengan lempeng Anatolia dan Eurasia, di bagian selatan dengan lempeng Afrika dan di bagian timur dengan lempeng Indo-Australia.
Hasil dari perhitungan GPS didapati bahwa di bagian utara di Suriah dan di bagian barat laut Lempeng Arab yang diukur selama 7,5 tahun menghasilkan kecepatan dengan ketidakpastian 1σ dengan rata-rata kecepatan 0,7 mm/tahun. Kecepatan ini konsisten dengan model dislokasi elastis dengan tingkat slip 1,8-3,3 mm/tahun dan kedalaman penguncian 5–16 km.
Sehingga, dari perhitungan yang didapat dari data GPS diperkirakan bahwa di daerah utara sekitar Syria memungkinkan terjadinya gempa sebesar >7 SR.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Husseini, Moujahed I. 2000. Origin of the Arabian Plate Structures: Amar Collision and Najd Rift. GeoArabia, Vol. 5, No. 4, 2000 Gulf PetroLink, Bahrain.
Samadi. 2006. Geografi. Yogyakarta: Penerbit Yudhistira.
Alchalbi, Abdulmutaleb., et all. 2010. Crustal deformation in northwestern Arabia from GPS measurements in Syria: Slow slip rate along the northern Dead Sea Fault. Geophysical Journal International, Volume 180, Issue, Pages 125–135
Reilinger, R. E., et al. 1997. Global Positioning System measurements of present‐day crustal movements in the Arabia‐Africa‐Eurasia plate collision zone. Journal of Geophysical Research: Solid Earth, 102.B5: 9983-9999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar