Apa yang Membuat Global Geopark Ciletuh Unik dan Istimewa? Simak Penjelasannya di Sini! - Geology Dzack

Breaking

Kamis, 02 November 2023

Apa yang Membuat Global Geopark Ciletuh Unik dan Istimewa? Simak Penjelasannya di Sini!

Geopark adalah konsep pengelolaan kawasan yang memiliki keragaman geologi, hayati dan budaya, yang pengelolaannya dilaksanakan oleh masyarakat setempat dengan tujuan edukasi, konservasi, dan pembangunan yang berkelanjutan.

Indonesia memiliki 4 Global  Geopark yaitu Geopark Batur, Geopark Gunung Sewu, Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, dan Geopark Rinjani-Lombok. Setiap geopark memiliki berbagai macam keunikan dan kekhasan geodiversity masing-masing, sehingga menyebabkan daerah tersebut dapat dikatakan geopark.

Geopark Ciletuh-Pelabuhan Ratu terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dengan luas 1.261 Km2, meliputi 74 desa di 8 kecamatan Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Waluran, Ciracap, dan Surade.  Pada tanggal 22 Desember 2011, taman bumi ini berhasil dinobatkan sebagai Geopark Nasional, dan kemudian pada tanggal 17 April 2018 berhasil dinobatkan sebagai Geopark UNESCO. Kehebatan yang harus kita ketahui dari Geopark Ciletuh adalah dalam pengajuan  geopark ini untuk dijadikan sebagai Geopark UNESCO dapat berhasil lolos hanya dengan percobaan sekali pengajuan, berbeda dengan dengan geopark lainnya di Indonesia yang berkali-kali melakukan pengajuan sehingga berhasil diterima sebagai Geopark UNESCO.

Salah satu Geodiversity yang dapat dikatakan sebagai icon paling unik dari Geopark Ciletuh adalah keberadaan Mega Amfiteater. Pembentukan dari Mega Amfiteater berawal dari runtuhnya sebagian tinggian jampang sehingga membentuk lembah raksasa dan bukit cuesta yang membentuk tapal kuda. Akibat dari terbentuknya Mega Amfiteater ini, terbentuk juga berbagai curug/ air terjun di sekitar tebingnya, yang sangat luar baisa indahnya, salah satu dari curug yang terkenal adala Curug Cimarinjung dan Curug Cikanteh.

I:\DCIM\Camera\IMG_20180503_141531.jpg

Gambar 1. Curug Cimarinjung di Mega Amfiteater

Tebing Panenjoan adalah salah satu fitur dari Mega Amfiteater, merupakan tebing yang berupa bukit dengan ketinggian kurang lebih 250 mdpl. Panenjoan berasal dari kata “tenjo” yang berasal dari bahasa sunda yang berarti “lihat”, sehingga arti dari tebing panenjoan adalah “tempat melihat”. Dari tebing Panenjaoan ini kita kemudian dapat melihat bentang alam lembah Mega Amfiteater, yang terus tumbuh hingga Teluk Ciletuh, yang dimana disana terdapat Pantai Palangpang dan juga pulau-pulau, salah satu pulau yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Kunti yang dimana menyingkap salah satu keunikan geologi berupa terdapatnya Batuan Melange, yang jika dilihat dari ilmu geologi seharusnya berada di dalam perut bumi.

I:\DCIM\Camera\IMG_20180502_155843.jpg I:\DCIM\Camera\IMG_20180502_161620.jpg

Gambar 2. Kenampakan Amphitheater pada Teluk Ciletuh yang membuka ke arah Samudera Hindia. Gambar 3. Tebing Panenjoan di Mega Amfiteater.

Selain kemegahan dari Mega Amfiteater, Geopark Ciletuh juga memiliki bentang alam karst, yang berada di Gunung Sewu, yang dimana membentuk gua-gua karst disini. Gua-gua pada Geopark Gunung Sewu adalah gua-gua yang membentuk seperti lubang (system vertikal) yang merupakan area collapse doline.

             

Gambar 4 dan Gambar 5. Batuan Melange pada Pulau Kunti di Kawasan Gunung Badak

Salah satu keunikan lainya dari Geopark ini adalah, seperti yang telah disebutkan tadi, yaitu terdapatnya batuan melange, batuan yang terdapat di Pulau Kunti ini menyebabkan kawasan ini serasa membuat kita dapat melihat apa yang terdapat dalam mantel bumi. Kawasan Geopark Ciletuh merupakan zona subduksi dua lempeng, yaitu Lempeng Eurasia (lempeng benua) yang berkomposisi granit, dan Lempeng Indo-Australia (lempeng samudera) yang berkomposisi basal. Hasil dari tumbukan ini batuan sedimen laut dalam, batuan metamorfik, dan batuan beku basa hingga ultra basa. Berbagai jenis batuan tersebut bercampur dan terangkat di permukaan yang dinamakan melange yang merupakan kelompok batuan tertua (Pra Tersier atau Kapur Akhir) yang tersingkap di permukaan daratan Pulau Jawa, dengan umur berkisar 120 – 65 juta tahun (Hardiyono, A. dkk, 2015). 

Pada Geopark Ciletuh juga ditemukan Geyser. Yang berada di area Geopark Batur, Geopark Gunung Sewu, dan Geopark Cisolok. Geyser-geyser pada daerah ini terbentuk karena adanya perbedaan tekanan permukaan dengan tekanan bawah dan terdapatnya zona lemah sehingga dapat menjadi alirah keluarnya manifestasi panas bumi ini. Pada daerah Cisolok, geyser-geyser tersebut terletak pada satu kelurusan. Kemungkinan besar geyser-geyser tersebut terbentuk akibat struktur bawah permukaan, berupa sesar normal berarah NE-SW.

       

Gambar 6 dan Gambar 7. Geyser pada Sungai Cikampak di daerah Cisolok


Keunikan Biodiversity dan Cultural Heritage pada Geopark Ciletuh

Selain dari keunikan Geodiversity aspek lain yang tidak boleh kita lupakan dari Geopark adalah unsur Biodiversity dan Culture/Budaya. Pada Geopark Ciletuh terdapat keunikan biodiversity dan cultural heritage yang juga unik..

1. Biodiversity

Pada Kawasan Geopark Ciletuh, biodiversity terbagi menjadi 2 yaitu:

  • Kawasan Budidaya, yaitu kawasan dimana keanekaragaman hayati dikembangkan oleh masyarakat di sekitar kawasan geopark, dibedakan atas kelompok: Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Biofarmaka. 


  • Kawasan Konservasi, yaitu untuk perlindungan hayati dalam ekosistem yang alami berupa hutan primer dan hutan sekunder yaitu: Cagar Alam Cibanteng, Tangkuban Perahu, Sukawayana, Suaka Margasatwa Cikepuh, Taman Wisata Alam Sukawayana dan  Konservasi Penyu Hijau.


Beberapa fauna yang terdapat pada kawasan konservasi diantaranya: Penyu, Elang, Banteng, Menjangan,  Macan tutul, Surili, Julang emas dan Rangkong badak, Owa Jawa, Lutung Jawa, Kera ekor panjang, Babi hutan, Musang, Tupai, Biawak, Ular, dan Ayam hutan. Sedangkan flora yang terdapat pada kawasan konservasi adalah Bambu, Laban, Malaka, Jeunti, Kepuh, Santigi, Waru, Sonokeling, Rafflesia padma, dan aneka macam mangrove yang tumbuh di kawasan pesisir pantai

2. Cultural Heritage

I:\DCIM\Camera\IMG_20180502_120915.jpg  I:\DCIM\Camera\IMG_20180502_121006.jpg

Gambar 8 dan 9. Kerajinan tangan di Geopark Information Center UNESCO Geopark Ciletuh

  • Kerajinan Tangan dan Makanan Tradisional,  produk masyarakat kawasan Ciletuh antara lain anyaman bambu, gerabah, dan batik pakidulan. Pengrajin batik membuat motif motif batik terinspirasi dari situs geologi dan keindahan alam yang kemudian dikenal sebagai “Batik Pakidulan” Makanan tradisional di kawasan geopark, umumnya berupa makanan ringan dengan bahan dasar beras ketan, singkong, kelapa, gula merah, hanjeli, ikan, dan tanaman terubuk, serta buah buahan seperti pisang, pepaya dan mangga. 

  • Sejarah dan Situs Budaya, Kawasan Ciletuh di masa lalu merupakan bagian dari wilayah yang mendapat pengaruh dari keberadaan kesatuan adat Kasepuhan Banten Selatan. Saat ini sisa-sisa area kampung adat terletak di Kampung Lamping Desa Girimukti, Makam Mbah Durak di Desa Mekarjaya, dan Kampung Cipondok, Kecamatan Waluran.  Saat ini kawasan tersebut dilestarikan sebagai kampung adat leluhur masyarakat di kawasan Ciletuh. Sejarah lainnya pada era penjajahan Belanda, kawasan Sukabumi selatan merupakan daerah perkebunan teh dan kelapa. Perkebunan teh peninggalan jaman Belanda tersebut masih aktif sebagai perkebunan dan pabrik teh Bojongasih di Kecamatan Ciemas, dan perkebunan kelapa terdapat di Kecamatan Ciracap. Pada masa penjajah Jepang, wilayah Ciletuh juga merupakan bagian dari kawasan pertahanan tentara Jepang. Di kawasan ini masih bisa ditemukan reruntuhan benteng pertahanan dari serangan musuh berupa Bunker di Waluran dan Ujung Genteng serta reruntuhan pelabuhan laut di daerah Ujung Genteng.


Referensi:

Agusta, R., dkk. Tanpa Keterangan. Geopark Ciletuh Palabuhanratu.  http://ciletuhpalabuhanratugeopark.org/ . Diakses 21 Mei 2018.

Rika. 2017. Menikmati Amfiteater Alam Raksasa dari Tebing Panenjoan. http://www.klikhotel.com/blog/tebing-panenjoan-geopark-ciletuh/. Diakses 21 Mei 2018.

Ciletuh. 2016. Tebing Penejoan Gerbang Utama Kawasan Ciletuh Geopark. http://ciletuh.com/tebing-panenjoan-gerbang-utama-kawasan-ciletuh-geopark/. Diakses 21 Mei 2018.

Anonim. Tanpa Keterangan. Geodiversity. https://www.baturglobalgeopark.com/index.php/profil/25/Geodiversity.html . Diakses 21 Mei 2018.

Anonim. 2017. List of UNESCO Global Geoparks Indonesia . http://www.unesco.org/new/en/natural-sciences/environment/earth-sciences/unesco-global-geoparks/list-of-unesco-global-geoparks/indonesia/. Diakses 21 Mei 2018.

Tidak ada komentar: